IN/EKON: GATRA - Timor Yang Ditunggu
Majalah Berita Mingguan GATRA, 9 Maret 1996 (No.17/II) Rubrik :
Laporan Utama.-
Timor yang Ditunggu-tunggu
LAHAN seluas 73 hektare itu, yang terletak di pinggir jalan tol
Cikampek, Jawa Barat, terlihat masih kosong. Belum sedikit pun tampak
aktivitas yang menandai adanya kegiatan suatu industri. Padahal, di
kawasan itu, jika sesuai dengan rencana, Hutomo (Tommy) Mandala Putra,
bos Humpuss, akan mewujudkan impian membuat mobil bermerek asli
Indonesia: Timor. Dan itulah mobil yang ditunggu-tunggu sebagian
masyarakat. Soalnya, mobil sedan merek Timor itu dijual dengan harga
Rp 35,5 juta per unit, termasuk biaya balik nama dan pajak. "Dari
pabrik di Cikampek itu sedikitnya kami akan memproduksi total 50.000
unit sedan dan jip pada 1997," kata Tommy.
Keinginan itu bakal diwujudkan Tommy lewat PT Timor Putra Nasional.
Dan, sejak awal, tampaknya semua berjalan mulus. Setelah lisensi
pendirian PT Timor didapat, dengan Notaris Soetjipto, SH, per 25
Agustus 1995, BKPM pun menyetujui rencana investasinya. Sejak itu
Tommy pun mempercepat laju perseroannya.
Belum genap enam bulan setelah semua izin kelar, perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki Tommy itu mendapat pengakuan lebih kongkret.
Bersamaan dengan keluarnya Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1996, PT
Timor telah pula ditunjuk sebagai satu-satunya perusahaan yang berhak
mengembangkan industri mobil nasional.
Untuk proyek mobil nasional itu, yang akan memasuki pasar pada
September depan, PT Timor menganggarkan dana sekitar US$ 800 juta.
Proyek ini nantinya akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.510
orang. Pada tahap awal, mobil merek Timor itu akan dihasilkan lewat
kerja bareng PT Indauda Putra Nasional Motor. Saham pabrik perakitan
mobil ini dipegang oleh perusahaan: PT Indauda, agen mobil merek
Holden, dan PT Timor Putra, milik Tommy, yang masing-masing memegang
saham sebesar 35%. Sisanya dipegang KIA Motor Corporation, Korea
Selatan.
Pabrik itu, sesuai dengan yang disetujui BKPM, kelak akan memproduksi
80.000 unit sedan dan 20.000 unit jip per tahun. Selain itu, Timor
Putra juga berkeinginan memproduksi kendaraan niaga kategori I
sebanyak 20.000 unit per tahun. Dari setiap kategori itu, 30%
produksinya ditujukan untuk ekspor, yang nilainya diperkirakan US$ 216
juta.
Sementara pabrik di Cikampek belum beroperasi, mobil Timor akan
diproduksi di Surabaya dengan memanfaatkan bekas fasilitas perakitan
mobil merek Holden. Dengan investasi awal sekitar Rp 570 milyar akan
diproduksi 50.000 unit mobil. Volume produksi itu akan dipertahankan
hingga 1997. Setelah itu angkanya akan ditingkatkan menjadi 100.000
unit per tahun.
Kelak pabrik mobil di Cikampek itu tidak hanya memproduksi mobil merek
Timor. Melainkan juga menjadi pusat seluruh produksi kendaraan setir
kanan merek KIA. Mobil jenis ini diharapkan bisa dipasarkan di
Australia, Inggris, dan Irlandia.
Pada permulaan produksinya, teknologi dan model yang dipakai mobil
merek Timor mengacu pada milik KIA Motor. Selanjutnya, kata Tommy,
Timor akan mengembangkan desain sendiri, sehingga pada generasi kedua
dan seterusnya sepenuhnya menjadi hak cipta Indonesia. Pihak KIA
nantinya hanya akan menerima royalti. Ini dimungkinkan karena Timor
telah mendapatkan lisensi produksinya.
Pilihan acuan Timor jatuh pada KIA Motor cukup beralasan. Perusahaan
ini menduduki peringkat ketiga dari segi volume penjualan mobil di
Korea Selatan setelah Hyundai dan Daewoo. Kemampuan produksinya hampir
1 juta mobil per tahun. Produknya juga terbukti sukses memasuki pasar
sekitar 100 negara, termasuk Amerika dan Eropa. Di Jerman, KIA bahkan
telah memiliki fasilitas produksi sendiri, bekerja sama dengan
Karmann.
Di Amerika, sedan 1500 cc buatan KIA ini diberi nama Kia Sephia, dan
dijual dengan harga sekitar Rp 23 juta. "Jangan kaget sedan serupa di
sini akan dijual Rp 35 juta," tutur Tommy. Ia menambahkan, mobil merek
Timor akan diproduksi dengan dua model, S-515 dan S-515i, untuk
kategori sedan dengan mesin SOHC (single overhead campshaft).
Seterusnya spesifikasi mesin ini akan dikembangkan menjadi DOHC
(double overhead campshaft). Untuk kategori jip, Timor akan
mengeluarkan model J-5201i, yang akan dipasarkan dengan harga Rp 47
juta.
Dengan harga dan model yang menarik seperti itulah Timor yakin dapat
membabat pesaing di kelasnya. Masalah harga ini memang sempat
menimbulkan tanda tanya banyak orang. Tanpa fasilitas perpajakan dan
kemudahan bea masuk, harga Timor tidak mungkin bisa serendah itu.
"Selama ini pesaing kami menikmati harga tinggi karena proteksi dari
Pemerintah. Tapi, hasilnya apa?" kata Sekretaris Perusahaan PT Timor,
Sofyan Said, yang juga anggota Tim Proyek Mobil Timor, kepada wartawan
Gatra Audrey Tangkudung. Selama ini harga mobil di Indonesia termasuk
paling mahal di dunia. "Kalau setelah masuknya Timor produsen lain
ikut-ikutan menurunkan harga mobilnya, barulah kelihatan bahwa selama
ini mereka menutup-nutupi belangnya," Sofyan menambahkan. (Dwitri
Waluyo dan Kukuh Karsadi)/GIS.-
Laporan Utama.-
Timor yang Ditunggu-tunggu
LAHAN seluas 73 hektare itu, yang terletak di pinggir jalan tol
Cikampek, Jawa Barat, terlihat masih kosong. Belum sedikit pun tampak
aktivitas yang menandai adanya kegiatan suatu industri. Padahal, di
kawasan itu, jika sesuai dengan rencana, Hutomo (Tommy) Mandala Putra,
bos Humpuss, akan mewujudkan impian membuat mobil bermerek asli
Indonesia: Timor. Dan itulah mobil yang ditunggu-tunggu sebagian
masyarakat. Soalnya, mobil sedan merek Timor itu dijual dengan harga
Rp 35,5 juta per unit, termasuk biaya balik nama dan pajak. "Dari
pabrik di Cikampek itu sedikitnya kami akan memproduksi total 50.000
unit sedan dan jip pada 1997," kata Tommy.
Keinginan itu bakal diwujudkan Tommy lewat PT Timor Putra Nasional.
Dan, sejak awal, tampaknya semua berjalan mulus. Setelah lisensi
pendirian PT Timor didapat, dengan Notaris Soetjipto, SH, per 25
Agustus 1995, BKPM pun menyetujui rencana investasinya. Sejak itu
Tommy pun mempercepat laju perseroannya.
Belum genap enam bulan setelah semua izin kelar, perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki Tommy itu mendapat pengakuan lebih kongkret.
Bersamaan dengan keluarnya Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1996, PT
Timor telah pula ditunjuk sebagai satu-satunya perusahaan yang berhak
mengembangkan industri mobil nasional.
Untuk proyek mobil nasional itu, yang akan memasuki pasar pada
September depan, PT Timor menganggarkan dana sekitar US$ 800 juta.
Proyek ini nantinya akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.510
orang. Pada tahap awal, mobil merek Timor itu akan dihasilkan lewat
kerja bareng PT Indauda Putra Nasional Motor. Saham pabrik perakitan
mobil ini dipegang oleh perusahaan: PT Indauda, agen mobil merek
Holden, dan PT Timor Putra, milik Tommy, yang masing-masing memegang
saham sebesar 35%. Sisanya dipegang KIA Motor Corporation, Korea
Selatan.
Pabrik itu, sesuai dengan yang disetujui BKPM, kelak akan memproduksi
80.000 unit sedan dan 20.000 unit jip per tahun. Selain itu, Timor
Putra juga berkeinginan memproduksi kendaraan niaga kategori I
sebanyak 20.000 unit per tahun. Dari setiap kategori itu, 30%
produksinya ditujukan untuk ekspor, yang nilainya diperkirakan US$ 216
juta.
Sementara pabrik di Cikampek belum beroperasi, mobil Timor akan
diproduksi di Surabaya dengan memanfaatkan bekas fasilitas perakitan
mobil merek Holden. Dengan investasi awal sekitar Rp 570 milyar akan
diproduksi 50.000 unit mobil. Volume produksi itu akan dipertahankan
hingga 1997. Setelah itu angkanya akan ditingkatkan menjadi 100.000
unit per tahun.
Kelak pabrik mobil di Cikampek itu tidak hanya memproduksi mobil merek
Timor. Melainkan juga menjadi pusat seluruh produksi kendaraan setir
kanan merek KIA. Mobil jenis ini diharapkan bisa dipasarkan di
Australia, Inggris, dan Irlandia.
Pada permulaan produksinya, teknologi dan model yang dipakai mobil
merek Timor mengacu pada milik KIA Motor. Selanjutnya, kata Tommy,
Timor akan mengembangkan desain sendiri, sehingga pada generasi kedua
dan seterusnya sepenuhnya menjadi hak cipta Indonesia. Pihak KIA
nantinya hanya akan menerima royalti. Ini dimungkinkan karena Timor
telah mendapatkan lisensi produksinya.
Pilihan acuan Timor jatuh pada KIA Motor cukup beralasan. Perusahaan
ini menduduki peringkat ketiga dari segi volume penjualan mobil di
Korea Selatan setelah Hyundai dan Daewoo. Kemampuan produksinya hampir
1 juta mobil per tahun. Produknya juga terbukti sukses memasuki pasar
sekitar 100 negara, termasuk Amerika dan Eropa. Di Jerman, KIA bahkan
telah memiliki fasilitas produksi sendiri, bekerja sama dengan
Karmann.
Di Amerika, sedan 1500 cc buatan KIA ini diberi nama Kia Sephia, dan
dijual dengan harga sekitar Rp 23 juta. "Jangan kaget sedan serupa di
sini akan dijual Rp 35 juta," tutur Tommy. Ia menambahkan, mobil merek
Timor akan diproduksi dengan dua model, S-515 dan S-515i, untuk
kategori sedan dengan mesin SOHC (single overhead campshaft).
Seterusnya spesifikasi mesin ini akan dikembangkan menjadi DOHC
(double overhead campshaft). Untuk kategori jip, Timor akan
mengeluarkan model J-5201i, yang akan dipasarkan dengan harga Rp 47
juta.
Dengan harga dan model yang menarik seperti itulah Timor yakin dapat
membabat pesaing di kelasnya. Masalah harga ini memang sempat
menimbulkan tanda tanya banyak orang. Tanpa fasilitas perpajakan dan
kemudahan bea masuk, harga Timor tidak mungkin bisa serendah itu.
"Selama ini pesaing kami menikmati harga tinggi karena proteksi dari
Pemerintah. Tapi, hasilnya apa?" kata Sekretaris Perusahaan PT Timor,
Sofyan Said, yang juga anggota Tim Proyek Mobil Timor, kepada wartawan
Gatra Audrey Tangkudung. Selama ini harga mobil di Indonesia termasuk
paling mahal di dunia. "Kalau setelah masuknya Timor produsen lain
ikut-ikutan menurunkan harga mobilnya, barulah kelihatan bahwa selama
ini mereka menutup-nutupi belangnya," Sofyan menambahkan. (Dwitri
Waluyo dan Kukuh Karsadi)/GIS.-
Komentar
Posting Komentar